ISOMERI
STRUKTUR SENYAWA HIDROKARBON DAN SISTEM NOMENKLATUR
A. SISTEM
NOMENKLATUR
Awal
mula penamaan senyawa organik yaitu dimulai pada sekitar tahun 1800, dimana
kimia organik yang baru muncul sebagai suatu ilmu, dan struktur dari hampir
semua senyawa yang baru ditemukan belum diketahui. Untuk mengidentifikasinya,
senyawa tersebut harus diberi nama. Ahli kimia yang memberi nama umumnya
memilih nama itu untuk menekankan sifat-sifatnya. Untuk menunjukkan asalnya
atau hanya sekedar untuk memuaskan penemuannya. Contohnya yaitu suatu senyawa
yang mudah terbakar yaitu etana yang berasal dari bahasa yunani “Aithein” yang
berarti menyala. Nama asam format yang berasal dari bahasa latin yaitu
“Formica” yang berarti semut, sebab pada sewaktu-waktu senyawa ini didapat dari
distilasi semut merah.
Tipe
nama-nama ini disebut sebagai nama tripial atau nama umum. Kesukaran dari nama
tripial ini adalah karena umumnya dari namanya saja sehingga kita tidak dapat
menebak rumus dari senyawanya. Demikian juga rumusnya sendiri tidak dapat
menurunkan suatu senyawa yang khas. Akibatnya, tiap struktur dan nama yang
harus dihafalkan. Telah diketahui beribu-ribu senyawa organik sehingga untuk
menghafalkan beribu-ribu nama senyawa organik adalah hal yang sulit.
Untuk
menghindari hal tersebut pada akhir abad ke-19 , ahli-ahli kimia organik
membuat suatu peraturan untuk nomenklatur kimia organik. Ahli-ahli kimia ini
membuat suatu sistem yang menghubungkan struktur senyawa dengan namanya. Dengan
sistem ini, tanpa ragu-ragu kita dapat memberi nama tiap senyawa baik itu
senyawa yang telah diketahui atau senyawa yang masih akan ditemukan dengan
memeriksa rumusnya.
Secara
umum, senyawa-senyawa organik diberi nama sistematik dengan menggunakan urutan
: awalan-induk-akhiran, yang mana awalan menunjukkan berapa banyak cabang yang
ada, induk juga menunjukan berapa banyak atom karbon dalam rantai terpanjang
dan akhiran menunjukkan nama kelompok. Nama-nama umum dan nama sistematik juga
digunakan untuk alkan dan turunannya. Meskipun demikian, menggunakan tata nama
IUPAC yang diturunkan dari serangkaian aturan yang sederhana.
Penambahan
alkana menurut tata nama IUPAC didasarkan pada suatu awalan yang menunjukkan
banyaknya atom karbon dalam rantai sebagaimana diikuti dengan akhiran ana.
Sebagai contoh jika mengandung 3 rantai karbon maka namanya propana , jika
empat nama induknya adalah butana jika sebelas maka nama induknya adalah
undekana dan sebagainya. Bagian struktur yang lain diperlakukan sebagai
subtituen atau pengikut pada rantai. Angka-angka digunakan untuk menunjukkan
letak subtituen pada rantai karbon induk.
Pertama,
seseorang harus mengidentifikasi nama dan juga gugus yang terikat pada rantai
serta banyaknya rantai yang ada sehingga subtituen memperoleh angka yang
sekecil mungkin. Sebagai contoh, salah satu isomer pentana adalah 2-metil
butana, yang mana rantai induknya adalah butana(4 karbon) dan diberi nomor yang
berawal dari ujung rantai karbon yang mengikat gugus subtituen yaitu gugus
metil. Dengan demikian gugus metil ditandai terikat pada atom karbon nomor dua.
Serupa
dengan ini isobutana merupakan nama umum salah satu isomer struktur butana.
Rantai karbon continu terpanjang terdiri atas tiga karbon, jadi nama
sistematiknya didasarkan pada propana. Akhirnya, karena gugus metil muncul pada
karbon kedua maka nama yang tepat adalah 2-metil propana.
Jika
terdapat lebih dari satu subtituen yang muncul maka lokasi masing-masing
subtituen harus ditandai nama dasar angka yang sesuai. Adanya lebih atau dua
subtituen yang sama ditandai dengan awalan di, tri, tetra dan sebaginya. Antara
angka-angka dan kata dipisahkan dengan satu hipen (-), dan angka-angka
dipisahkan dengan koma. Sebagai contoh dalam 2,2 dimetilbutana, kedua gugus
metal tertempel pada atom karbon nomor 2 dari butana. Nama-nama subtituen
diatur dalam urutan alphabet, tidak daplam urutan numerik.
B. ISOMER
STRUKTURAL
Isomer
adalah molekul yang memiliki formula molekul yang sama tetapi memiliki
pengaturan yang berbeda pada bentuk 3D. tidak termasuk pengaturan yang berbeda
yang diakibatkan rotasi molekul secara keseluruhan ataupun rotasi pada ikatan
tertentu (ikatan tunggal).
Sebagai
contoh, keduanya adalah molekul yang sama tetapi keduanya bukanlah isomer.
Keduanya merupakan butan.
Isomer
juga tidak terjadi pada rotasi di ikatan-ikatan tunggal. Jika memiliki sebuah
model molekul didepan, harusnya mempretelinya dan menyusun ulang kembali untuk
menghasilkan isomer dari molekul tersebut. Jika hanya memutar-mutar ikatan
tunggal maka yang dihasilkan bukanlah isomer melainkan hal yang tidak akan
berubah.
Jadi,
isomer struktural yaitu atom-atom yang diatur dalam susunan yang
berbeda-beda. Isomer strukural terbagi
menjadi:
1. Isomer
rantai
Isomer-isomer
ini muncul karena adanya kemungkinan dari percabangan rantai karbon. Sebagai
contoh ada dua buah isomer dari butan yaitu C4H10.. pada
salah satu rantai karbon berada dalam bentuk rantai panjang, dimana rantai
satunya berbentuk rantai karbon bercabang.
Hati-hati
untuk untuk tidak menggambar iomer yang salah yang hanya merupakan rotasi
sederhana dari molekul awal. Sebagai contoh struktur ini beda dari yang lain
dari rantai panjang butan yang diputar apa daerah tengah dari rantai karbon.
Pentane,
C5H12 mempunyai tiga rantai isomer.
2. Isomer
posisi
Hanya kedua isomer ini
yang dapatkan dari rantai dengan empat buah karbon jika tidak mengubah struktur
rantai karbon itu sendiri. Hal ini boleh diubah dan hanya menghasilkan dua
isomer lagi.
Ini
juga bias mendapatkan isomer posisi dari rantai benzene. Contoh pada formula
molekul C7H8Cl. Disana ada empat isomer yang berbeda yang
bias dibuat tergantung pada posisi dari atom klorin. Dalam hal ini terikat pada
atom dari karbon yang berikatan dengan cincin, dan ada satu lagi kemungkinan
untuk berikatan dengan cincin karbon.
3. Isomer
grup fungsional
Pada
variasi dari struktur isomer ini, isomer mengandung grup fungsional yang
berbeda-beda yaitu isomer dari dua jenis kelompok molekul yang berbeda.
Sebagai
contoh sebuah formula molekul C3H6O dapat berarti propanal
atau propanon.
Ada
kemungkinan yang lain untuk formula molekul ini. Contoh lain diilustrasikan
dengan formula molekul C3H6O2.
Diantara nya terdapat struktur isomer propanoit dan metal etanoat.
Berbagai
variasi dalam senyawa organik dapat disebabkan oleh jumlah atom atau jenis atom
dalam molekul. Tetapi variasi dalam struktur ini dapat juga terjadi karena
ururtan atom yang terikat satu sama lain dalam suatu molekul. Misalnya, untuk
rumus molekul C2H6O dapat ditulis dua rumus bangun yang berlainan. Kedua rumus
ini menyatakan dua senyawa yang berlawanan seperti dietil eter yang memiliki
titik didih -23,6ᵒC dimana suatu gas yang pernah digunakan sebagai refrigeran
yaitu gas dalam lemari es dan sebagai suatu gas dorong aerosol serta etanol
yang memiliki titik didih 78,5ᵒC yaitu suatu cairan yang digunakan sebagai
pelarut dan dalam minuman beralkohol.
Dua
senyawa atau lebih yang memiliki rumus molekul yang sama disebut isomer satu terhadap yang lain. Jika
senyawa-senyawa dengan rumus molekul yang sama ini memiliki urutan atom yang
berlainan, maka ia mempunyai struktur atau bangun yang berlainan maka ia
disebut dengan isomer struktural satu terhadap yang lain. Contohnya seperti
contoh molekul yang lain. Dietil eter dan etanol merupakan contoh sepasang isomer
struktural.
Alkana
yang mengandung tiga karbon atau kurang maka tidak akan mempunyai isomer. Dalam
tiap kasus, hanya terdapat satu cara untuk menata atom-atom.
Alkana
empat karbon (C4H10) memiliki dua kemungkinan untuk menata atom karbon. Semakin
banyak atom karbonnya, maka semakin banyak pula isomernya. Rumus molekul C8H13
mempunyai tiga isomer struktural sedangkan C6H14 memiliki lima isomer dan
C10H22 memiliki 75 isomer.
Molekul
dapat bergerak dalam ruang dan berbelit serta menekuk dalam gerakan seperti
ular. Dimana hal ini pernah digambarkan oleh kekule yaitu seorang ahli kimia
yang mengemukakan bangun molekul benzena. Lalu hal ini dapat menulis struktur
yang sama dengan sejumlah cara. Urutan dimana letaknya atom-atom merupakan
faktor yang menentukan apakah dua rumus bangun molekul tersebut menyatakan
isomer-isomer atau bukan.
Semuanya
menyatakan senyawa yang sama
Dari
rumus molekul hidrokarbonn sering diketahui sejumlah keterangan mengenai
strukturnya. Adanya suatu cincin atau suatu ikatan rangkap mengurangi banyaknya
hidrogen dalam rumus dengan dua untuk tiap ikatan rangkap atau cincin.
C. ISOMER
PADA ALKANA
Alkana
adalah hidrokarbon yang tidak mempunyai ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap
tiga. Atom-atom karbon dalam suatu molekul diatur dalam suatu rangkai maupun
dalam bentuk cincin. Alkana ada yang juga disebut hidrokarbon jenuh dimana
hidrokarbon jenuh hanya mengandung ikatan tunggal dan juga dikenal dengan
alkana alifatik dan alkana asiklik. Oleh karena itu alkana dicirikan adanya
atom atom karbon tetrahedral atau sp3. Metana (CH4) dan etana (C2H6) adalah dua
senyawa yang termasuk dalam kelompok ini. Gugus yang dihasilkan jika satu atom
H dihilangkan dari alkana disebut dengan gugus alkil. Misalnya gugus metil dari
metana dan gugus etil dari etana.
Bila
gugus alkil atau gugus fungsional dilekatkan pada suatu rantai alkana, rantai
lurus itu disebut akar atau induk. Gugus-gugus itu ditandai dalam nama senyawa
oleh awalan dan akhiran pada nama induknya.
Suatu
rantai samping atau cabang oleh suatu gugus alkil sebagai cabang dari suatu
rantai induk. Suatu gugus alkil rantai lurus dinamai menurut induk alkananya
sendiri, dengan mengubah akhiran ana.
Butana
memiliki dua isomer dengan 1 struktur normal butan (n-butana)
pentana
memiliki tiga isomer dengan 1 struktur normal pentana (n-pentana)
heksana
memiliki 5 isomer dengan satu struktur normal heksana
heptana
memiliki 9 isomer dan 1 struktur normal heptana
oktana
memiliki 18 isomer dengan 1 struktur normal oktana.