Orbital
dan peranannya dalam ikatan kovalen
A. Orbital hibrida dari nitrogen dan
oksigen
Pada
pembentukan ikatan kovalen, dua orbital kovalen atom overlap atau dengan yang
lain membentuk orbital molekul. Tiap tiap orbital atom harus berisi satu
elektron karena orbital molekul hanya dapat diisi oleh dua elektron yang
spinnya berlawanan. Ini berarti ikatan
yang terbentuk suatu atom tergantung dengan elektron yang tidak berpasangannya.
Kovalensi atom-atom biasanya sama dengan jumlah dengan jumlah elektron yang
tidak berpasangan. Contohnya seperti CH4 yang memiliki struktur tetrahedral.
Perubahan
beberapa jenis orbital menjadi orbital yang baru yang energinya yang sama
disebut dengan hibridisasi. Hibridisasi adlah penggabungan orbital orbital s, p
dan d dengan jalan menambah atau mengurangi fungsi gelombangnya membentuk
fungsi gelombang baru yang menyatakan orbital hibrida.
1. Hibridisasi sp
Hibridisasi sp yaitu gabungan
orbital s dan p membentuk orbital baru yaitu orbital hibrida sp yang linear.
Orbital yang besar diperoleh dengan penambahan, yang kecil dikurang dengan
fungsi gelombangnya.
2. Hibridisasi sp2
Kombinasi antara satu orbital s dan
dua orbital p membentuk orbital hibrida sp2 yang bentuknya trigonal planar
dengan sudut antara 120°.
Ikatan dengan sp2 lebih kuat dari pada orbital s atau orbital p.
3. Hibridisasi sp3
Hibridisasi satu orbital s dan tiga
orbital p membentuk orbital sp3 yang struktur tetrahedral. Sudut ikatan dengan
orbital ini mendekati 109°.
Orbital hibrida
nitrogen
N:
1s2 2s2 2px 2py 2pz
Kelima
elektron terluar menepati kempat orbital hibrida dengan sepasang elektron yang
menepati satu orbital dan tiga elektron lainnnya masing-masing menepati tiga
orbital lainnya sebagai elektron-elektron yang tidak berpasangan.
Ketiga
elektron ini selanjutnya berpasangan dengan elektron 1s darii H membentuk
molekul NH3. Pasangan elektron yang menepati satu orbital hibrida pasangan
menyendiri karena tidak dapat membentuk ikatan. Tolak-menolak antar pasangan
elektron ini menyebabkan N-H-N lebih besar sedikiy dari 109,5 dan karenanya
sudut H-N-H sedikit lebih kecil dari 109 yaitu 107,3. Hal yang sama juga
berlaku pada molekul H2O, dua orbital hibrida ditempati dua pasang elektron
yang menyendiri sedangkan dua orbital lainnya digunakan untuk membentuk ikatan OH.
Hibridisasi
sp3
Hibridisasi
sp2
Hibridisasi
sp
Orbital hibrida oksigen
Oksegen
memiliki enam elektron valensi dan tolak-menolak antara pasangan pasanga
elektron membuat sudut O- lebih besar
dibanding dengan sudut H-O-H.
Hibridisasi
sp3
Hibridisasi
sp2
Hibridisasi
sp
B. Ikatan rangkap terkonjugasi
Sentawa
organik yang atom-atomnya secara kovalen yang berikatan tunggal dan ganda
secara bergantian dan mempengaruhi satu sama lain membentuk daerah delokalisasi
elektron maka disebut dengan sistem konjugasi. Elektron-elektron yang berada
pada daerah delokalisasi ini bukanlah milik salah satu atom melainkan milik
keseluruhan sistem konjugasi ini. Contohnya seperti fenol dimana fenol memliki
6 elektron diatas dan dibawah cincin planarnya sekaligus disekitar gugus
hidroksil. Sistem konjugasi secara umumnya dapat menyebabkan delokalisasi
elektron disepanjang orbital p yang parallel satu dengan sama lainnya. Hal ini
dapat meningkatkan stabilitas dan menurunkan energi molekul secara keseluruhan.
Sistem
konjugasi dapat terjadi dengan keberadaan gugus pendonor orbital p yang berbeda
secara parallel. Sistem konjugasi juga memiliki sifat yang khas yang
menyebabkan molekul tersebut memiliki warna. Banyak juga pigmen yang memiliki
sistem elektron terkonjugasi.
Contoh lainnya seperti senyawa aromatik dimana
senyawa aromatik yaitu senyawa yang memiliki sistem ikatan ganda dua
terkonjugasi dengan elektron π=
(4n + 2). Senyawa tersebut merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai
karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih ikatan rangkap yang dimana
letaknya berselang seling antara satu senyawa aromatik. Salah satu senyawa
aromatik yaitu minyak bumi adalah senyawa fenol dan turunannya. Kadar fenol dan
turunannya dalam limbah industri minyak dan gas bumi mengakibatkan tercemarnya
lingkungan oleh senyawa beracun serta dapat memberikan ancaman terhadap
kelestarian lingkungan.
Menurut
fredich august kekule, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara siklik
membentuk segienam beraturan dengan sudut
ikatan membentu masing-masing 120 °. Ikatan antar atom karbon adalah
ikatan rangkap dua dan tunggal bergantian (terkonjugasi). Ia menemukan
strukturbenzena yang semua ikatan C-C dalam benzena panjangnya sama, baik
ikatan tunggal maupun ikatan rangkap.
Senyawa
ini cukup distabilkan dengan delokalisasi elektron pi. Energi rosonansi suatu
senyawa aromatik merupakan perolehannya kestabilan. Adanya delokalisasi
elektron menstabilkan struktur maka cincin benzena akan lebih stabil. Energi
stabilitas senyawa aromatik disebut dengan energi resonansi.
C. Benzena dan resonansi
Benzena
(C6H6) adalah suatu alkena dengan rantai siklik
Ini
merupakan struktur benzena yang diusulkan oleh kekule. Ikatan rangkap pada
benzena dapat berpindah-pindah (berputar), dan gejala ini disebut resonansi
sebab molekul benzena seolah-olah bergetar akibat ikatan rangkap.
Adanya
resonansi pada molekul benzena maka dituliskan rumus senyawa.
Gejala
resonansi inilah yang membuat benzena sukar sekali mengalami adisi. Keenam atom
karbon yang yang melingkar itu membentuk suatu cincin yang kokoh terhadap
serangan kimiawi dari luar. Reaksi-reaksi umum yang dialami benzena oleh
benzena adalah subsitusi terhadap atom H tanpa mengganggu cincin karbonnya.
Benzena
kurang reaktif, dengan demikian struktur linus dapat mengenai benzena sesuai
dengan fakta yang ditemukan pada benzena itu sendiri. Telah diketahui bahwa
rumus benzena C6H6 dan struktur benzena merupakan rantai karbon yang tertutup
atau siklik. Selanjutnya untuk penamaan benzena. Tata nama sedikit berbeda
karena mesti memiliki nama IUPAC tetapi turunan benzena sering dikenal dengan
nama TRIVIAL nya. Pertama, jika hanya ada satu atom H saja yang diganti dengan
atom atau gugus lain, maka disebutkan nama atom atau gugus atom tersebut terlebih
dahulu kemudian disusul dengan benzene. Contoh penamaan turunan benzena:
Flouro
benzena
Dalam
turunan benzena ini salah satu atom H yang digantikan oleh gugus flouro. Dengan
demikian dalam tata nama flouro diletakkan diawal dan dilanjutkan dengan benzena.
Kedua, jika ada dua ada dua atom H yang diganti dengan atom atau gugus lain
penamaan nya di awali dengan o (orto) = 1,2 m (meta) =1,3 dan p ( para) = 1,4
Jaidi
dituliskan terlebih dahulu posisi subtituennya ada di nomor berapa. Untuk
menyatakan subtituennya yang lebih dari satu maka di gunakan tanda koma.
Kita
lihat pada 4-flourotoulena. Dalam struktur ini subtituennya ada dua jenis.
Metil dan flouro. Salah satu harus dijadikan sebagai induk. Maka induknya
toluena dan flouro menjadi subtituennya. Flouro berada dikarbon nomor 4 maka 4-flouro-
toluena berada pada posisi 1,4. Jika cincin benzena terikat pada suatu rantai
alkana bergugus fungsi maka cincin benzena benzena itu bukan dianggap induk
melainkan sebagai subtituennya. Contohnya:
Dalam
senyawa ini benzena berperan sebagai subtituen yang disebut sebagai fenil.
Fenil merupakan rantai samping pada molekul lain. Fenil juga dapat dianggap
sebagai benzena yang telah diambil salah satu atom H nya. Induknya merupakan
asam butanoat.
Jika
sebuah cincin benzena terikat pada suatu rantai alkana yang terdiri dari 7 atom
C atau lebih. Benzena dianggap sebagai subtituen
CH3-CH-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
Fenil
terikat pada atom karbon nomor 2di gugus induk sepuluh karbon yaitu nomana.
Dengan demikian 2-fenil-nomana. Berikut beberapa benzana yang dapat digabungkan
menjadi suatu senyawa yang memiliki nama khusus, seperti :
Setelah
mengetahui tentang struktur dan tata nama benzena dan turunannya. Namun berbeda
dengan sifatnya. Benzena bersifat aromatik. Penyebab benzena bersifat aromatik:
1. Suatu elektron bebas pada orbital p
merupakan awan elektron sehingga posisi
elektron tidak menentu antara dua atom C melainkan terdelokalisasi. Hal inilah
yang merupakan ciri aromatik benzena dan turunannya.
2. Struktur elektron-elektron benzena yang
terdelokalisasi memberikan kestabilan yang tinggi. Hal inilah pula yang
menyebabkan benzena kurang reaktif. Jika terjadi reaksi maka diperlukan kondisi
seperti suhu dan tekanan yang tinggi serta adanya katalis.
Sifat
kimia dari turunan benzena
Keberadaan
subtituen pada turunan benzena akan mempengaruhi kerapatan elektron dari cincin
benzena. Hal ini juga yang mempengaruhi laju reaksi .
1. Subtituen seperti –OH,-NH2 dan –OCH3
menyumbang kerapatan elektronnya kecincin sehingga reaksi akan berlangsung
lebih cepat.
2. Subtituen seperti –COOH ,-NO2 , -SO3H
cenderung menarik kerapatan elektron dari cincin sehingga reaksi akan
berlangsung lambat.
Sifat
fisik benzena
Benzena
memiliki titik leleh yang cukup tinggi. Bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan
heksena. Hal ini diebabkan karena sifat fisik dan kimia dari benzena dan
turunannya. Berawal dari struktur benzena itu sendiri. Benzena memiliki
struktur yang simetris dibandingkan senyawa alifatik yang serupa, dengan susuna
yang lebih rapat sebagai Kristal. Hal inilah yang menyebabkan titik leleh
benzena lebih tinggi dari pada heksena. Dengan titik leleh yang tinggi maka
benzena juga memiliki titik didih yang cukup tinggi juga. Untuk turunan benzena
sifat fisiknya tergantung dari jenis subtituennya.
Jenis
subtituen juga menentukan kelarutan benzena dan turunannya karena kebanyakan
turunan benzena tidak larut dalam air. Akan tetapi sebagian turunan benzena
dengan gugus yang sangat polar seperti –OH dan –COOH memiliki kelarutan yang
cukup baik dalam air.
Benzena
sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Karena dengan sifat yang
dimiliki benzena dan turunannya, benzena banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
seperti kapur barus, pengawet dan deterjen. Benzena dan turunannya juga
merupakan zat yang penting dalam kehidupan industri untuk berbagai macam
proses seperti pembuatan deterjen,
pengawet makanan dan minyak wangi. Selain itu sifatnya yang non polar juga
dimanfaatkan sebagai pelarut untuk senyawa organik lainnya yang tidak larut
dalam air. Namun banyak juga benzena dan turunannya juga diketahui beracun dan
dapat menyebabkan kanker.
1. Benzena merupakan bahan baku berbagai
zat seperti karet sintesis(stirena) dan juga serat sintesis( nilon).
2. Fenol memiliki sifat asam lemah. Berguna
sebagai zat anti septik (karena bersifat
racun maka diganti zat lain).
3. Asam salisilat berguna untuk membuat
aspirin(obat sakit kepala).
4. Asam benzoat bersifat asam lemah tetapi
lebih kuat dari asam asetat berguna untuk membuat Na-Benzoat (pengawet
makanan).
Resonansi
Pada
hakekatnya gelombang menjalar adalah suatu penjalalaran gangguan, energi atas
atau momentum. perambatan gelomban ada yang memerlukan medium seperti seperti
gelombang tali, yaitu merambat melalui tali dan ada juga yang tidak memerlukan
medium seperti gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Peramabatan
gelombang dalam medium tidak diikuti oleh perambatan media, tapi
partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika suatu gelombang
dapat dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran. Dilihat dari ketentuan
pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodic dan gelombang non
periodic.
Jika
dua buah gelombang merambat dalam satu medium hasilnya adalah jumlah dari
simpangan kedua gelombang tersebut. Hasil dari super posisi ini menimbulkan
berbagai fenomena yang menarik. Jika gelombang datang secara terus menerus maka
akan terjadi resonansi. Resonansi terjadi biasanya jika gelombang memiliki
frekuensi yang sama atau mendekati frekuensi alamiah, sehingga terjadi
amplitudo yang maksimal. Peristiwa resonansi ini banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan, misalnya resonansi suara pada gelombang alat music. Gelombang suara
merupakan gelombang mekanik yang dpat dipandang sebagai gelombang simpangan
maupun sebagai gelombang tekanan.
Jika
gelombang suara merambat dalam suatu tabung berisi udara maka antara gelombang
yang datang dan gelombang yang dipantulkan oleh dasar tabung akan terjadi superposisi
sehingga dapat timbul resonansi gelombang berdiri jika panjang tabung udara
merupakan kelipatan dari ¼ panjang
gelombang. Jika gelombang suara dipandang sebagai gelombang simpangan, pada
ujung tabung yang tertutup akan terjadi simpul, tetapi jika ujung nya terbuka
maka akan terjadi perut.
Jika
ukuran garis tabung kecil bila dibandingkan dengan panjang gelombang, perut
gelombang simpangan tidak tepat terjadi pada ujung terbuka didekatnya.
Apa senyawa yang dihasilkan apabila benzena dihidrogenasi?
Blog anda sudah Bagus, tapi bisakah gambar yg anda tampilkan agar menggunakan gambar yg lebih menarik.
BalasHapusTerimakasih
Pada materi resonansi, bisakah anda memberikan gambar tentang perambatan gelombang menggunakan medium dan perambatan gelombang yang tidak menggunakan medium?
BalasHapusBagaimana mencegah benzena dan turunannya juga agar tidak beracun dan dapat menyebabkan kanker?
BalasHapus