1. Kaidah mekanisme masuknya subtituen
aromatik gugus pengarah orto, meta dan para?
Jawab
:
Suatu benzena yang
sudah tersubtitusi dapat mengalami subtitusi kedua dan menghasilkan disubtitusi
benzena. Struktur dari subtitusi pertama menentukan tempat dari subtitusi yang
kedua dari benzena. Perubahan ini kemudian mengubah sifat-sifat fisik senyawa.
Setiap gugus yang terikat pada cincin akan mempengaruhi reaktivitas cincin dan
juga menentukan orientasi subtitusi. Bila suatu pereaksi elektrofilik menyerang
cincin aromatik maka gugus yang telah terikat pada cincin aromatik, gugus yang
telah terikat pada cincinlah yang menetukan dimana dan bagaimana penyerapan
tersebut. Subtituen yang sudah ada pada cincin aromatik yang menentukan posisi
yang diambil oleh subtituen. Contohnya campuran orto dan para-nitrotoluena
.
a. Gugus pengarah orto dan para ( Aktivator
)
Gugus pada cincin akan mengarahkan
subtituen yang baru masuk pada posisi orto , para atau meta sesuai dengan gugus
mulanya. Gugus mula tersebut yang dikatakan sebagai penentu orientasi. Gugus
yang merupakan activator yang kuat adalah gugus pengarah orto, para. Orientasi
ini terutama disebabkan oleh kemampuan subtituen pengaktif kuat untuk
melepaskan elektron.
Padareaksi nitrasi pada toluena,
dapat dilihat bahwa ion nitronium dapat menyerang karbon cincin yang posisinya
terhadap orto, meta atau para terhadap gugus meta.
Pada salah satu dari ketiga
penyumbang resonansi pada ion benzenonium untuk subtitusi orto atau para,
muatan positif berada pada karbon yang pembawa metil. Penyumbang resonansi
adalah karbokation tersier dan lebih stabil daripada penyumbanglainnya yang
merupakan karbokation sekunder. Sebaliknya pada serangan meta, semua penyumbang
karbokation sekunder , muatan positif pada ion benzenonium tidak pernah
bersebelahan subsituen metil. Maka, gugus metil ialah pengarah orto, para
karena reaksi ini dapat berlangsung melalui karbokation yang stabil.
b. Gugus pengarah meta
Suatu pengarah meta mempunya atom
bermuatan positif atau sebagian positif yang terikat cincin benzena. Dalam
reaksi nitrobenzene, gugus nitronya tidak menambah kestabilan intermidietnya.
Karena sebuah struktr resonansi mengandung atom muatan positif yang berdekatan.
Oleh karena itu subtitusi terjadi lebih banyak pada tempat meta. Pada nitrobenzena,
nitrogen memiliki muatan formal +1 sebagaimana ditunjukkan pada strukturnya.
Persamaan untuk pembentukan ion intermidiet ialah salah satu penyumbang hybrid
resonansi intermidiet untuk subtitusi orto atau para memiliki dua macam
ppositif yang bersebelahan, yaitu susunan yang sangat tidak diinginkan. Sebab
muatan nya saling tolak-menolak.
Setiap gugus pengarah meta di
hubungkan ke cincin aromatik oleh suatu atom yang merupakan bagian dari ikatan
rangkap atau ikatan rangkap tiga dimana dengan ujung lainnya ialah atom yang
lebih elektronegatif daripada karbon seperti atom oksigen dan nitrogen.
Semua gugus yang serupa itu akan menjadi
pengarah meta karena alasan yang sama seperti gugus nitro yang bersifat meta.
Jadi, semua gugus dengan atom yang langsung melekat pada cincin aromatik yang
bermuatan positif atau bagian dari merupakan ikatan majemuk dengan unsur yang
lebih elektronegatif ialah pengarah meta.
jawaban yang anda kemukakan sudah bagus dan sangat bermanfaat. terimakasih
BalasHapusBlog anda sudah cukup bagus. Tapi akan lebih baik jika anda lebih menjelaskan tentang gambar yang maka pembaca akan lebih mengerti. Terimakasih.
BalasHapusselamat sore , bagus postingannya , saya tertarik pada kalimat ini dalam blog anda "Setiap gugus yang terikat pada cincin akan mempengaruhi reaktivitas cincin dan juga menentukan orientasi subtitusi. " bisakah anda berikan sedikit penjelasannya , terima kasih sebelumnya.
BalasHapus